Senin, 15 Juni 2015

MASALAH EKONOMI TAHUN 2014 PENGANGGURAN di INDONESIA


MASALAH EKONOMI TAHUN 2014
PENGANGGURAN di INDONESIA


Dosen Pembimbing :
Dr. Nanik Sri Setyani, Msi

Nama Kelompok :
1.    Siti Nur Azizah (142040)
2.    Ana Lailatuz Zuhriyah (142006)
3.    Titis Putri Mujianti (142038)
4.     Eka Ayu Rahmawati (142022)
5.    Rida Dini Febrianti (142031)

PENDIDIKAN EKONOMI
STKIP PGRI JOMBANG
Tahun Ajaran 2014 / 2015
PENGANGGURAN di INDONESIA
Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia dan terbatas nya lapangan kerja yang memadai membuat masalah pengangguran di Indonesia menjadi masalah yang sulit untuk diatasi oleh pemerintah.Lambatnya penanganan pemerintah dalam menyikapi masalah ini, membuat perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Sebenarnya banyak yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia, salah satunya adalah membuka lebih banyak lapangan pekerjaan untuk warganya. Jika pemerintah dapat bergerak cepat, tidak mustahil masalah pengangguran yang ada di Indonesia ini akan teratasi.
A.    Tingginya Jumlah Pengangguran.
Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Belum ada solusi untuk mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini. Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran di negara kita.
Pengangguran yang terjadi di Indonesia telah terjadi sejak lama dan jumlahnya makin terus bertambah dari tahun ke tahun. Data yang didapat dari Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai angka 8,32 juta orang. Jumlah ini dipastikan akan makin terus bertambah dari tahun ke tahun. Jumlah pengangguran di Indonesia tidak terlepas dari minmnya jumlah lapangan pekerjaan yang seharusnya menampung jumlah tenaga kerja di Indonesia.
Pengangguran ini tentunya dapat dengan mudah ditebak, salah satu faktor besar yang membayangi masalah pengangguran di Indonesia adalah kemiskinan. Tingkat kemiskinan di Indonesia sangat memprihatinkan. Apalagi ditambah dengan jumlah pengangguran yang menyebabkan kemiskinan itu sendiri. Karena dengan menganggurnya seseorang otomatis taraf hidupnya akan semakin rendah, sedangkan jumlah lapangan kerja yang terbatas dan tingginya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan disertai dengan keterampilan yang dimiliki akan semakin memperketat usaha mendapatkan pekerjaan.
Selain itu dari kemiskinan yang timbul, akan timbul masalah lain seperti tindak kriminal yang meningkat dan peningkatan jumlah pengemis dan gelandangan. Secara individu, orang yang menganggur tentu akan stress dan depresi. Tak hanya karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup, ia bisa saja dikucilkan oleh masyarakat.
B.     Penyebab Terjadinya Pengangguran.
Berikut faktor-faktor  yang menyebabkan menyebarnya pengangguran :
1.      Terbatasnya lapangan kerja sementara Tingginya jumlah penduduk.
Semakin tingginya jumlah penduduk menyebabkan menumpuknya jumlah pengangguran. Ini terjadi karena jumlah pertumbuhan penduduk berbanding terbalik dengan jumlah pertumbuhan lapangan kerja atau kesempatan kerja. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Biasanya dalam perilaku masyarakat dengan mengatakan banyak anak banyak risiko akan mendorong tiap warga masyarakat untuk memiliki anak sebanyak-banyaknya tanpa ada kesadaran bahwa banyak anak akan mempersempit tempat tinggal dan banyaknya beban yang harus ditanggung oleh keluarga itu sendiri dan juga oleh pemerintah
2.      Pendidikan dan keterampilan yang rendah.
Syarat seseorang untuk bisa dengan mudahnya memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan dan keterampilan yang baik. Jika tidak, jangan harap kita dapat pekerjaan yang layak. Begitu banyak lulusan SMP, SMA maupun perguruan tinggi di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggullah yang kelak akan menghiasi dunia kerja. Hal ini juga terjadi karena banyaknya para sarjana yang tidak memperoleh pekerjaan atau menjadi pengangguran. Selain itu mahalnya biaya pendidikan juga menghambat para masyarkat kecil untuk memperoleh pendidikan yang layak.
3.      Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja.
Sama halnya dengan poin kedua, ketidak terpenuhinya persyaratan yang diminta dunia kerja seperti pendidikan dan keterampilan yang kurang hanya akan menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Bahkan tak jarang kompetensi pencari kerja yang tidak  sesuai dengan pasar kerja. Misalnya, banyaknya lulusan pertanian yang bekerja di perbankan, lulusan ekonomi kerja di kehutanan, sehingga para masyarakat berpikir untuk memperoleh pekerjaan cukup dengan jalan pintas yang menyebabkan kurangnya keterampilan bagi calon pekerja karena tidak sesuai dengan posisi atau kemampuan yang dia miliki.
4.      Teknologi yang semakin modern.
Di era globalisasi ini, teknologi sulit dijauhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan akan cepat selesai, akurat dan efisien dengan teknologi. Biaya yang dikeluarkan sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga kerja yang banyak namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan. Sehingga para pengusaha/pemilik modal lebih memilih menggunakan teknologi daripada tenaga kerja, yang menyebabkan kurangnya peluang para pekerja untuk memperoleh pekerjaan.
5.      Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dan menerapkan sistem pegawai kontrak
Perusahaan-perusahaan saat ini sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan pada biaya tunjangan ataupun dana pensiun kelak ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar.  Namun sistem ini membuat munculnya pengangguran (pengangguran musiman).
6.      Adanya pemutusan kerja dari perusahaan
Biasanya disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup bidang usahanya akibat krisis ekonomi, keamanan yang kurang kondusif, hambatan dalam proses ekspor impor, bisa juga dikarenakan perusahaan yang bangkrut disebabkan karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisis moneter (melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dan nepotisme (KKN) yang merajalela pada semua lembaga negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor. Sehingga erat sekali hubungan antara pengangguran dengan bagaimana keadaan perekonomian suatu Negara.
7.      Pemulangan TKI ke Indonesia.
TKI yang bermasalah di luar negeri sehingga harus di deportasi ke daerah asalnya tentunya akan menambah daftar para penganggur di Indonesia. Sebenarnya diharapkan TKI tersebut dapat membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini dan menambah devisa Negara. Hal ini terjadi karena kurangnya kontrol dari pihak-pihak yang mengurusi tentang TKI termasuk pegawai transmigrasi. PJTKI yang tidak menempatkan para TKI pada tempat yang layak dan tidak sesuai dengan kondisi dan kemampuan para TKI serta tidak sesuai dengan yang dijanjikan kepada para TKI sebelum diberangkatkan.
8.      Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lain sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain. Perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain dengan kapasitas besar mengakibatkan pengangguran ke daerah tersebut. Karena daerah tersebut tidak mampu menampung jumlah tenaga kerja terlalu banyak.
9.      Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain.
Rasa malas dan ketergantungan terhadap orang lain merupakan penyakit yang amat sulit untuk diobati sehingga membutuhkan kesadaran dari diri sendiri. Bergantung terhadap orang lain biasa terjadi pada orang yang  awalnya memiliki warisan sangat banyak. Tetapi pada akhirnya ketika harta warisan tersebut habis karena dia tidak pandai dalam mengelolanya sehingga menyebabkan pengangguran pada akhirnya.Contoh lain, seorang lulusan sarjana yang tidak mau bekerja dan lebih suka menggantungkan hidup kepada orang tua atau pasangannya bila sudah menikah. Ia termasuk pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain.
C.    Dampak - Dampak Pengangguran
1.      Dampak pengangguran terhadap perekonomian.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya, karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan yang seharusnya.
Oleh karena itu, pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun  sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
Selanjutnya pengangguran juga akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
Selain itu pengangguran akan menyebabkan kemiskinan. Kemiskinan terjadi karena ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kabutuhan dasar seperti makanan, kesehatan, pakaian dll. Ketidakmampuan ini disebabkan kerana tidak adanya sumber penghasilan dari  anggota keluarga akibat dari menganggur atau tidak bekerja sehingga sulit untuk membeli atau mencukupi kehidupan sehari - hari.
2.      Dampak pengangguran bagi kehidupan sosial.
Selain dampak pengangguran terhadap perekonomian, pengangguran juga berdampak pada kehidupan sosial yaitu berkembangnya kejahatan serta premanisme dimana-mana. Keadaan terdesak karena tidak ada uang dan tidak ada pekerjaan atau jalan yang baik untuk mencari uang atau penghasilan menimbulkan pikiran buruk bagi seseorang melakukan apapun untuk memenuhi hidupnya meskipun perbuatan itu adalah perbuatan tidak terpuji atau membahayakan orang lain termasuk merampok, membunuh, dan sebagainya.
3.      Dampak pengangguran terhadap pendidikan
Dampak pengangguran terhadap pendidikan sebenarnya penyebabnya adalah sama dengan dampak-dampak pengangguran di sektor-sektor lain seperti social dan ekonomi yaitu tidak adanya penghasilan tetap dari suatu keluarga sehingga mereka tidak mampu untuk membiayai putra putri mereka dalam melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan sampai putus sekolah bahkan tidak menginjak pendidikan sama sekali sehingga melahirkan anak bangsa yang buta huruf, menjadi calon pekerja yang tidak memiliki kemampuan dibidang materi, tidak memiliki bakat atau keterampilan di bidang – bidang usaha tertentu.
Selain akibat kekurangan biaya, banyaknya pengangguran dari kalangan terpelajar seperti lulusan sarjana yang tidak memperoleh pekerjaan atau menganggur membuat masyarakat awam berfikir bahwa para sarjana saja nganggur apalagi yang tidak, sehingga masyarakat berpendapat bahwa jadi sarjana sama saja dengan jadi orang biasa yang akhirnya juga menjadi pengangguran. Dengan pendapat ini maka masyarakat awam tidak tertarik untuk menyekolahkan putra putri mereka, dan mengakibat banyaknya anak putus sekolah, anak jalanan yang menandakan rendahnya swadaya serta tingkat pendidikan masyarakat.
Selain itu, dampak-dampak lain dari pengangguran meliputi sebagai berikut :
a.       Bagi Negara:
1.      Penurunan pendapatan perkapita.
  1. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
  2. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
b.      Bagi Masyarakat:
  1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
  2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
  3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
D.    Solusi Permasalahan Pengangguran
1.      Peningkatan Sumber Daya Manusia
Perbaikan SDM ini meliputi peningkatan mutu dan kualitas masyarakat dengan cara peningkatan mutu dalam pendidikan seperti melalui kegiatan organisasi di lingkungan pendidikan dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dapat meningkatkan kualitas pada diri kita untuk belajar berorganisasi dan berinteraksi dengan orang banyak. Selain itu dapat membuka dan memperluas jaringan pelatihan balai tenaga kerja, supaya para tenaga kerja dapat menyalurkan bakat dan kemaampuannya di lembaga pelatihan tersebut.
Dengan adanya balai tenaga kerja maka sedikit demi sedikit akan mengurangi angka pengangguran yang ada di dalam negeri, selain itu negara dapat menghasilkan para tenaga kerja yang produktif dan bekerja sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya.
2.      Pendidikan
Pendidikan berperan penting dalam kesejahteraan seseorang dengan berbagai cara yang berbeda. Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan penduduk untuk memperoleh dan menggunakan informasi, memperdalam pemahaman akan perekonomian, memperluas produktifitas, dan memberi pilihan kepada penduduk apakah berperan sebagai konsumen, produsen atau warga negara.
Orang miskin yang mengharapkan pekerjaaan baik serta penghasilan yang tinggi maka harus mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. Tetapi pendidikan tinggi hanya mampu dicapai oleh orang kaya. Sedangkan orang miskin tidak mempunyai cukup uang untuk membiayai pendidikan hingga ke tingkat yang lebih tinggi seperti sekolah lanjutan dan universitas. Sehingga tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam mengatasi masalah kemiskinan. Pendidikan adalah pionir dalam pembangunan masa depan suatu bangsa. Sebab, pendidikan menyangkutpembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia suatu bangsa. Banyak orang miskin yang mengalami kebodohan. Sehingga penting bagi kita untuk memahami bahwa kemiskinan bisa mengakibatkan kebodohan dan kebodohan jelas identik dengan kemiskinan. Untuk memutus rantai sebab akibat diatas, ada satu unsur kunci yaitu pendidikan. Karena pendidikan adalah sarana menghapus kebodohan sekaligus kemiskinan. Salah satu indikator pendidikan adalah tingkat angka melek huruf di suatu daerah. Pendidikandan distribusi pendapatan adalah mempunyai korelasi yang positif dengan penghasilannya selama hidup seseorang. Korelasi ini dapat dilihat terutama pada seseorang yang dapat menyelasaikan sekolah tingkat lanjutan dan universitas, akan mempunyai perbedaan pendapatan 300 persen sampai dengan 800 persen, dengan tenaga kerja yang hanya menyelesaikan sebagian ataupun seluruh pendidikan tingkat sekolah dasar. Karena tingkat penghasilan sangat dipengaruhi oleh lamanya tahun memperoleh pendidikan, jelas ketimpangan pendapatan yang besar tersebut akan semakin besar.
Namun, berdasarkan data dari BPS dapat kita lihat bahwa saat ini masih banyak terdapat pengangguran terdidik, dimana jenjang pendidikan diatas yang telah diwajibkan dalam program pemerintah (Wajib belajar 9 tahun) tidak secara signifikan memberantas pengangguran dan kemiskinan. Hal ini juga menuntut peran dari masyarakat itu sendiri. Peserta didik pun perlu diajari kemandirian, keberanian mengemukakan pendapat, belajar menyelesaikan konflik dengan teman, belajar menjadi pemimpin di kelas, sikap anti mencontek, serta mampu mengembangkan ide kreatif dan inovatif. Dalam hal ini, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan juga memiliki peran penting dalam menetapkan standar pendidikan yang bermutu, berkualitas sehingga mampu bersaing dalam pasar nasional maupun internasional.
3. Menciptakan lapangan kerja yang padat karya.
Penciptaan lapangan kerja padat karya ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran, karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia.
4. Pendidikan kewirausahaan
Untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran teratasi diperlukan pengusaha-pengusaha baru di negara kita. Asumsinya, munculnya para pengusaha bisa membantu pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan di Indonesia. Dengan begitu, pengangguran akan berkurang. Ketika pengangguran berkurang, maka tingkat kemiskinan pun akan mengikuti.Oleh karena itu, kewirausahaan penting dibangkitkan di dunia pendidikan kita. Kewirausahaan melalui jalur pendidikan bisa mengubah pola pikir seseorang untuk menjadikan  wirausahawan yang bekerja dengan menggunakan ide dan kreativitas. Dengan wirausaha, seseorang selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Sehingga ia terus melatih jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup. Dengan demikian, akan tercipta kemakmuran bagi dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungannya.
Pendidikan kewirausahaan merupakan pendidikan kecakapan hidup untuk memahami dunia usaha serta mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari.Peserta didik kewirausahaan dibidik jadi individu kreatif, berdaya, bercipta, berkarya, berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.Pendidikan ini bisa dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Alternatif yang bisa ditempuh antara lain: memasukkan kewirausahaan sebagai mata pelajaran muatan lokal yang harus ditempuh peserta didik, memasukkan materi kewirausahaan ke beberapa materi pelajaran yang relevan, menyelenggarakan ekstrakurikuler wajib berupa kewirausahaan di sekolah, dan sebagainya.Pendidikan kewirausahaan yang diajarkan harus menonjolkan pengetahuan praktis mengenai dasar-dasar kewirausahaan yang meliputi kegiatan produksi dan marketing.Bahan ajar bisa diambil dari buku, majalah, karya tulis, sumber dari internet, lingkungan atau narasumber, kemudian disusun secara sederhana oleh guru itu sendiri.
Pendidikan kewirausahaan yang diajarkan sejak dini bisa mengubah paradigma pendidikan kita yang terlanjur menjadi birokrasi minded. Yakni, pendidikan yang melulu difokuskan untuk mencetak generasi baru yang hanya berorientasi menjadi pegawai.Jika melihat fakta angka pengangguran terdidik masih tinggi. Maka, birokrasi minded tak layak dibiarkan merasuki mental generasi ke generasi berikutnya. Sudah saatnya anak-anak sejak dini diajari untuk mengenal berbagai jenis kewirausahaan sebagai alternatif menghadapi masa depan di luar cita-cita menjadi pegawai. Mental priyayi sebagai konsekuensi dari birokrasi minded, yang selama ini menjadi tipe pendidikan kita, harus dihapus. Sudah terlalu banyak lulusan perguruan tinggi yang bermental priyayi. Sehingga tidak bersedia merintis usaha kecil dan memilih menganggur sambil mondar-mandir keluar masuk kantor menawarkan surat lamaran kerja yang dilampiri ijazah sarjananya.
Komentar :
Sepakat
Karena dengan meningkatkan kualitas SDM meningkatkan pendidikan di Indonesia maka sedikit demi sedikit akan mengurangi angka pengangguran yang ada di dalam negeri, selain itu negara dapat menghasilkan para tenaga kerja yang produktif dan bekerja sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya.
Cara lain adalah dengan kewirausahaan yang memiliki peranan penting dalam segala dimensi kehidupan. Sumbangan kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tidaklah disangsikan lagi. Kehadiran dan peranan wirausaha akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi. Karena wirausaha dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas nasional,sektor informal merupakan alternatif yang dapat membantu menyerap pengangguran.
Selain usaha kewirausahaan diatas ada beberapa cara lain yang dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran atau sekedar mencegah timbulnya pengangguran. Pertama, diadakannya pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan sulit untuk mendapat pekerjaan. Kedua, mendirikan tempat latihan keterampilan, misalnya kursus menjahit, pelatihan membuat kerajinan tangan, atau pendirian Balai Latihan Kerja (BLK) yang didirikan di berbagai daerah. Ketiga, sebagai antisipasi, pelajar perlu diberikan pendidikan non formal. Pendidikan non formal bisa berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi atau peningkatan EQ, serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mampu menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan sekolah yang hanya bisa melamar pekerjaan.

Sumber :.
·         http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran friksional-struktural-musiman-siklikal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar