EKONOMI KREATIF
MERAIH PELUANG INDUSTRI KREATIF![[tenun1.jpg]](file:///C:%5CUsers%5CDELL34%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image002.jpg)
Indonesia adalah
negara kepulauan yang besar, terdiri atas 17.504 pulau dengan keragaman dan
kekayaan budaya bangsa. Terdapat 1.068 suku bangsa, dan berkomunikasi dengan
665 bahasa daerah di seluruh Nusantara.
Indonesia dikaruniai
iklim subtropis yang bersahabat, tanah yang subur, serta alam yang sangat
indah. Selain itu, Indonesia kaya dengan spesies langka flora dan fauna
mencakup mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi berjumlah 3.025
spesies.
Tumbuhan yang
hidup di Indonesia berjumlah sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12
persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia.
Dalam bidang
seni dan budaya terdapat sedikitnya 300 gaya tari tradisional yang berasal dari
Sabang sampai Merauke. Kekayaan budaya bangsa Indonesia adalah potensi besar
dalam mendukung tumbuhnya industri kreatif Indonesia yang saat ini memberikan
kontribusi kepada pendapatan domestik bruto (PDB) senilai Rp 104,6 triliun.
Industri kreatif Indonesia
Rata-rata
kontribusi PDB industri kreatif Indonesia tahun 2002-2006 sebesar 6,3 persen
dari total PDB Nasional dengan nilai Rp 104,6 triliun. Nilai ekspor industri
kreatif mencapai Rp 81,4 triliun dan berkontribusi sebesar 9,13 persen terhadap
total nilai ekspor nasional dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5,4 juta
pekerja.
PDB industri
kreatif menduduki peringkat ke-7 dari 10 lapangan usaha utama yang ada di
Indonesia. PDB industri kreatif saat ini masih didominasi oleh kelompok fashion,
kerajinan, periklanan, dan desain.
Pemerintah telah
mengidentifikasi lingkup industri kreatif mencakup 14 subsektor, antara lain,
industri perangkat lunak (software),
pasar barang seni, industri kerajinan, fashion, advertising, desain, animasi,
film, video dan fotografi, musik, serta permainan interaktif.
Indonesia
memiliki potensi kekayaan seni budaya yang beragam sebagai fondasi tumbuhnya
industri kreatif. Keragaman budaya itu sendiri sebagai bahan baku industri
kreatif, munculnya aneka ragam kerajinan dan berbagai produk Indonesia,
memunculkan juga berbagai bakat (talent)
dari masyarakat Indonesia di bidang industri kreatif.
Universitas
Multimedia Nusantara (UMN) berupaya menjadi salah satu elemen penggerak
industri kreatif, yakni menyiapkan tenaga yang berbakat tersebut menjadi
terampil dan berdaya saing tinggi untuk berhasil di industri kreatif.
UMN merancang
kurikulum yang berorientasi kreatif dan kewirausahaan (entrepreneurship) berikut sarana laboratorium yang baik di
bidang ICT (information and
communication technology) serta laboratorium multimedia (animasi
desain).
Alasan mengembangkan
Indonesia perlu
terus mengembangkan industri kreatif. Alasannya, industri kreatif memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Selain
itu, industri kreatif menciptakan iklim bisnis yang positif dan membangun citra
serta identitas bangsa.
Di sisi lain,
industri kreatif berbasis pada sumber daya yang terbarukan, menciptakan inovasi
dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa serta
memberikan dampak sosial yang positif.
Meski demikian,
untuk menggerakkan industri kreatif diperlukan beberapa faktor. Di antaranya,
arahan edukatif, memberikan penghargaan terhadap insan kreatif, serta
menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Fenomena global
Saat ini ekonomi
industrial telah beralih ke Ekonomi Kreatif dan korporasi berada di simpang
jalan. Atribut yang cocok untuk abad ke-20 tidak lagi sesuai di abad ke-21
sehingga korporasi harus berubah secara dramatis.
Daya yang paling
penting saat ini adalah tumbuhnya kekuatan ide. Itulah sebabnya, sebagian besar
tenaga kerja kini berada pada sektor jasa atau menghasilkan produk abstrak,
seperti data, software, berita, hiburan, periklanan, dan lain-lain.
Belanja modal di
Amerika Serikat untuk teknologi informasi berlipat lebih dari tiga kali lipat
sejak 1960, dari hanya 10 persen menjadi 35 persen.
Pergantian abad
merupakan pergantian dari hamburger ke software. Software adalah ide. Meskipun
masih ada pembuat hamburger di abad ke-21, tetapi kekuatan, prestise, dan uang
akan mengalir ke perusahaan dengan modal intelektual yang sangat berharga.
Bila
dibandingkan, McDonald’s yang memiliki pegawai 10 kali lebih banyak, nilai
kapitalisasi pasarnya hanya 1/10 Microsoft.
Pada era ekonomi
yang berbasis pada ide, potensi untuk sukses seperti Yahoo, Google adalah jauh
lebih besar karena ide bersifat menular. Ide dapat menyebar ke populasi yang
sangat besar dalam waktu yang cepat.
Sekali sebuah
ide, seperti program komputer telah dikembangkan, biaya untuk penggandaan
hampir nol, tetapi dengan potensi keuntungan yang sangat besar.
Dalam era
ekonomi kreatif, isu penting yang harus diatasi adalah pembajakan. Buku, musik
atau software sulit untuk dibuat, tetapi sangat mudah digandakan, apalagi
dengan kehadiran internet. Padahal pencurian terhadap hak cipta intelektual
sangat mematikan inovasi.
Di era ekonomi
kreatif, tersedia modal yang sangat banyak tetapi justru ide bagus yang sangat
kurang. Jadi pemilik modal sepertinya kehilangan kekuatan di abad ke-21 ini,
sedangkan wirausahawan dan pemilik ide-lah yang memegang peranan.
Hak milik intelektual
Dalam Ekonomi
Kreatif, hak milik intelektual yang paling penting bukanlah software, musik
atau film, tetapi apa yang berada di dalam kepala karyawan.
Ketika aset
berupa benda fisik, seperti batu bara, misalnya, pemegang saham memiliki
seluruhnya. Tetapi kalau aset terpenting adalah orang, mereka tidak sepenuhnya
memiliki karena berada di orang tersebut.
Bila orang
tersebut pindah, maka mereka akan membawa serta aset-aset berupa ide. Yang
terbaik yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menciptakan lingkungan yang
bisa membuat orang terbaik tetap betah. Aset yang sebenarnya adalah ide.
Jakob Oetama, Presiden Komisaris Kompas Gramedia. Disampaikan pada
acara Studium Generale Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Kampus UMN,
Summarecon - Serpong, Tangerang
Kompas, 24 Oktober 2008
Komentar :
Ekonomi Kreatif yaitu sebuah konsep yang
menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai kunci utama dalam menggerakkan perekonomian.
Dengan mengandalkan ide, pengetahuan dan kreatifitas manusia (SDM) sebagai
faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi, menjadikan struktur
perekonomian dunia mengalami transformasi lebih cepat, dari yang sebelumnya
sangat bergantung pada alam (SDA) kini beralih menjadi bergantung pada manusia
(SDM).
Seperti yang saya ketahui dari teorinya Alvin
Toffler (1980) yang melakukan pembagian peradaban ekonomi dalam empat bagian. Pertama,
bagian ekonomi pertanian. Menurut saya pada bagian ini keadaan ekonomi dunia
masih sangat bergantung pada alam dan semua kegiatannya masih berkaitan dengan
alam sekitar. Kedua, bagian ekonomi industri. Pada bagian ini menurut saya
lebih banyak menggunakan bantuan peralatan mesin untuk melaksanakan kegiatan
perekonomian dan sudah ada sedikit kemajuan. Ketiga bagian ekonomi informasi.
Menurut saya pada masa ini sudah lebih maju lagi di karenakan rata – rata
kegiatan ekonominya di jalankan dengan sistem informasi atau alat informasi dan
tentunya sudah tidak sedikit menggunakan peralatan yang canggih. Dan yang
keempat merupakan bagian ekonomi kreatif. Pada bagian ini lebih
berorientasi pada ide dan gagasan kreatif manusia, di karenakan kemajuan suatu
Negara ada pada manusia karena manusia yang memiliki ide, pengetahuan dan
kreatifitas.
Seperti apa yang sudah saya ketahui pada
artikel di atas, menurut saya Indonesia merupakan Negara yang kaya akan
keanekaragaman alami dan hayati seperti banyaknya tumbuhan dan hewan. Selain
itu Indonesia juga kaya akan kebudayaannya, dan semua itu harus di jaga dan di
lestarikan agar tidak punah. Tetapi yang di jelaskan pada artikel di atas
mengenai kegiatan tentang Industri Kreatif atau Ekonomi Industrial sedangkan
pada era sekarang ini seharusnya sudah beralih pada kegiatan atau sektor
Ekonomi Kreatif. Dikarenakan Ekonomi Kreatif dirasa lebih baik karena lebih
mengutamakan ide atau kreatifitas seseorang untuk menyalurkan bakat dan
kemampuannya sekaligus bisa sebagai penciptaan lapangan kerja bagi dirinya sendiri
dan juga mungkin orang lain yang sedang membutuhkan pekerjaan.
Maka dari itu dengan banyaknya
keanekaragaman alami dan hayati di Indonesia, contohnya kita bisa melakukan
budi daya ikan hias untuk di jual atau bisa juga di gunakan ikan hias untuk
ikut lomba kompetisi ikan hias karena keindahan warna tubuhnya, selain itu kita
bisa budi daya buah – buahan, sayur – sayuran, bunga atau bahkan kita bisa budi
daya rempah – rempah contohnya kunyit, jahe, lengkuas dll. Selain jika di jual
kita bisa memperoleh keuntungan, selain itu rempah – rempah juga merupakan
kekayaan Indonesia yang harus dilestarikan karena rempah – rempah banyak sekali
kegunaannya bahkan terkenal sampai ke luar negeri.
Selain dari keanekaragaman alami dan
hayati diatas, Indonesia juga memiliki banyak kebudayaan seperti bahasa,
tarian, lagu daerah, baju adat, makanan atau kuliner dan masih banyak lagi.
Seperti pada gambar artikel di atas seorang ibu sedang menenun kain, dan
kegiatan menenun itu merupakan kegiatan asli masyarakat Indonesia yang patut di
lestarikan. Selain itu Indonesia juga memiliki kain Batik yang mungkin sudah
tak asing lagi bagi luar negeri. Maka dari itu kita harus menjaga dan
melestarikan batik tersebut agar tidak sampai di klaim oleh Negara lain.
Dari penjelasan yang saya paparkan di
atas tentu ada hubungannya dengan artikel dan kegiatan atau sektor Ekonomi
Kreatif. Menurut saya sektor Ekonomi Kreatif dapat di lakukan dengan
menggunakan kegiatan seperti yang saya contohkan pada keanekaragaman alami,
keanekaragaman hayati dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain itu kita
dapat melakukan sektor Ekonomi Kreatif dengan menggunakan antara lain, Periklanan (advertising),
Arsitektur, Pasar Barang Seni, Kerajinan (craft), Desain, Fesyen (fashion),
Video, Film dan Fotografi, Permainan Interaktif (game), Musik, Seni Pertunjukan
(showbiz), Penerbitan dan Percetakan, Layanan Komputer dan Piranti Lunak
(software), Televisi & Radio (broadcasting), Riset dan Pengembangan
(R&D)dan Kuliner.
Karena dengan menggunakan sektor Ekonomi Kreatif maka kegiatan yang di hasilkan
bisa lebih baik karena pada sektor ini kegiatannya menggunakan ide, pengetahuan
serta kreatifitass yang di miliki oleh seseorang sehingga mereka memiliki
kebebasan untuk menyalurkan bakat dan minat untuk mengelola kegiatan tersebut
sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing – masing.
Oleh karena itu agar tenaga kerja mau
melakukan sektor Ekonomi Kreatif maka harus ada campur tangan dari pemerintah,
seperti pemerintah membantu memberikan modal dan contoh usaha di dalam sektor
tersebut agar para pekerja dapat mengerti dan tidak terbebani. Selain itu
pemerintah juga memperhatikan fasilitas – fasilitas fisik yang harus di
butuhkan seperti gedung, mesin, kendaraan, akses pembiayaan dan administrasi serta
memadainya internet sehingga dapat di gunakan untuk mencari informasi atau
bahan untuk mengerjakannya. Selain itu pemerintah juga harus memperhatikan
keadaan dari manusianya (SDM) seperti kesenjangan antara pendidikan dan
ekonominya dan juga keadaan dari alamnya (SDA) yang menyediakannya, seperti
langkanya bahan baku dan kurangnya bahan baku. Selain itu pemerintah juga harus
menjadi pelindung dan mempunyai aturan – aturan yang sesuai dengan hukum yang
berlaku. Maka para pekerja harus bekerja sama dengan pemerintah bagaimana
caranya agar sektor Ekonomi Kreatif ini dapat berjalan dengan baik. Sehingga
dapat menghasilkan manfaat, seperti bisnis UKM yang sudah di jalankan dapat
berkembang pesat, sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan angka kriminalitas,
selain itu dapat mengurangi angka pengangguran dan mengurangi angka
kriminalitas di masyarakat.
Maka dari itu sektor Ekonomi Kreatif
harus di manfaatkan dengan baik dan pada era globalisasi saat ini memungkinkan manusia
untuk lebih mudah memperoleh atau bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi
dari produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai tempat di dunia. Dunia
menjadi tempat yang sangat dinamis sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi
suatu kunci utama dalam pengembangan sektor perekonomian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar