KESUNYIAN
MALAM
Dingin angin malam berfoya – foya
Mengungkapkan kesenangannya
Dalam keseharian yang menyeertai
Hiruk pikuk paduan suara di setiap malam
Aksinya
membuat kulit manis ini
Merintih
geli akan rabaannya
Dan
memicu gerak tubuh secara reflek
Agar
selalu berada dalam dekapan kehangatan dan kenyamanan malam
Wahai pencipta damai
Sekaligus pendatang kericuhan
Kendalikanlah malam yang kau kuasai
Agar penghuni kemarahan tak mengganggu kesunyian ini
TAK
TERKIRA
Di pelupuk mataku memilu
Akan kenyataan yang mendusta
Dan aku baru sadar
Bahwa, selama ini berada dalam lingkungan suram
Tempat bernaung orang – orang terjahili
Dan aku tak pernah menyadari itu
Padamnya sinar ciptaan alam
Tanda kelamnya kalbu yang akan mati
Hingga tak bisa diucap
Hingga tak bisa dirasa
Hingga tak bisa dibayangkan
Tak terkira
Tak terasa
Tak teringat
Bahwa waktu yang berbicara padaku
Itu adalah peringatan masa
Tak ku hiraukan
Hingga hiruk pikuk angin lalu telah berhembus
KEKOSONGAN
ABADI
Semilir angin menyejukkan hati
Gemercik angin meendamaikan kulit
Namun,
Semua itu kosong
Dalam pikiranku, semua mendatangkan sunyi
Hitam, kelam, kosong dan tubuh
Seakan tak ada harapan yang memuai
Di sini ragaku mendesah sakit
Di sini jiwaku merintih perih
Tak ada tempat buatn yang pantas
Serasa sungguh
Aku tak kuasa bila harus menanggapi ini semua
Dengan hati sakit dan batin yang rintih
Aku membutuhkan orang yang bisa mengerti
Paham
Paham...
Akan semua tekanan yang tertancap dalam dadaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar